Blurb:

          Perlahan demi perlahan, setiap baris tulisan memenuhi lembaran kosong itu. Bening cair pun turut serta mengalir dari matanya, mengikuti irama goresan tinta. Seakan menumpahkan segala gundah dan kehampaan dari hatinya, tangan kirinya menepuk-nepuk dadanya menekan rasa sakit yang mungkin teramat dalam di relung hatinya.
          Empat puluh menit berlalu dalam keheningan, dilipatnya tiga lembar kertas yang sudah penuh goresan tulisan ke dalam sebuah amplop surat berhiaskan lukisan lotus merah muda dengan dua daun lebar yang mengapung di atas air. Kemudian meletakkan surat itu dengan setangkai bunga kacang merah di atasnya menghadap sang purnama.
          Percaya atau tidak, surat dengan bunga kacang merah menghadap bulan diyakini akan menyampaikan suratnya dengan cepat. Itulah yang dirinya ingat kala sang ayah yang dirindukan datang ke dalam mimpinya.