Blurb:

          Kedua kuntum bunga berbeda jenis itu diam berdampingan, menghadapkan wajah mereka ke arah yang sama. Sesimpul senyum menghiasi wajah Verona yang penuh borok, sementara Fleurette masih bertopang dagu tanpa ekspresi.
          “Sebosan inikah rasanya menjadi bunga?” Sorot mata Flourette semakin sayu. “Nggak boleh banyak kena sinar matahari, nggak boleh kebanyakan minum air …”
          “Ya.” Verona kembali menyahut, sambil merasakan kutu-kutu busuk yang merayapi kepalanya, dan panas dari koreng yang diakibatkan gigitan tungau. “Aku benci serangga-serangga ini. Kalau seharian saja aku bisa bebas dari—ah!”
          Seekor walang di wajah Verona membenamkan giginya, hendak mengunyah sang bunga. Verona yang naik pitam membenturkan kepalanya ke batang pohon sonokeling besar yang menaungi mereka. Si walang jatuh ke tanah. Verona menatap geram serangga tak berdaya itu, lalu berbalik mengunyahnya hidup-hidup.