Blurb:

          “Melelahkan, seperti biasanya,” kataku sambil melepaskan sepatu dan duduk di sofa.
          Kami duduk berdampingan di ruang tamu dan aku merasa sangat nyaman dengan kehadiran Intan. Dia adalah tempatku pulang, tempatku berbicara tentang segala hal, tempatku mencurahkan perasaan dan berkeluh kesah.
          “Be, aku melakukan semua ini untuk kita,” kataku. “Semua pekerjaan ini, semua waktu yang terpisah, semua yang aku lakukan adalah untuk membahagiakanmu, untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kita.”
          Intan menyentuh pipi saya dengan lembut. “Be, aku tahu betapa keras kamu bekerja. Aku bangga padamu dan aku tahu kita akan melewati semua ini bersama-sama.”
          Kami duduk bersama dalam beberapa saat hening, menikmati kebersamaan tanpa perlu banyak kata. Terkadang, kebersamaan adalah bahasa yang paling mendalam.
          Namun, takdir memiliki rencana lain untuk menguji kami.