Blurb:

          Richard benar-benar tertegun dan membeku di tempatnya, dia menatap ke arah Bestari dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Jantungnya kini berdegup sangat kencang dan bergema jika berada di ruang hampa. Richard terdiam, sementara dia melihat Bestari menundukkan kepala sekilas untuk menyapanya.
          Setelah itu, Bestari kembali, dia menghilang dari balik pintu bangunan kokoh khas Jawa ini. Selama perjalanan pulang, pikirannya tak berhenti muncul gambaran tentang gadis itu, bagaimana cara dia berbicara, tatapan matanya yang teduh, tetapi tajam, senyuman manisnya saat menyapa Richard.
          Selama berada di rumah, seharian dia habiskan waktu untuk menulis bagaimana Bestari di matanya. Bahkan, satu lembar pun tidak cukup bagaimana mengutarakan perasaan menggebu-gebunya sendiri, beberapa puisi buatannya tak bisa disandingkan dengan kesempurnaan yang dimiliki oleh Bestari di mata Richard. Hidupnya kini menjadi sedikit tidak tenang dan dia menjadi gampang gelisah jika tiba-tiba teringat Bestari.