Blurb:

          Karenanya, ia sering bawel mengingatkan suaminya semata-mata demi keselamatan keluarga mereka. Sayangnya, Pak Zal tak pernah mendengar ucapan dan nasihat istrinya.
          “Kamu tuh paranoid! Setiap kali aku mau usaha dan kamu larang, pasti gagal. Semua gara-gara kamu! Gara-gara kamu sebagai istri tidak rida,” kata Pak Zal suatu hari.
          Jelas Bu Andah marah mendengarnya. Padahal apa yang ia larang itu bukan karangan semata karena tak suka suaminya berbisnis, melainkan karena ia sudah diberi firasat bahwa usaha itu akan gagal.
          Sejak saat itu, karena sakit hati, Bu Andah tak lagi peduli. Ia bersikap masa bodoh. Tak lagi ia mau mendengar atau mencari tahu apa yang dilakukan Pak Zal kini. Tak lagi ia menasihati atau memperingati suaminya. Yang penting baginya, Pak Zal tetap menafkahi anak istrinya dan mengatasi kekosongan gajinya yang sudah dijaminkan pada berbagai bank. Terserah apa yang akan dilakukannya.