Blurb:

          “Terus maksudmu, kamu yang sastra sejati karena udah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Korea, dan sebagainya? Bukannya itu karya lain dari penciptamu, ya? Tentu nggak relevanlah dengan perdebatan kita malam ini!” Penyalin Cahaya kepada Cinta Tak Ada Mati coba mengingatkan konteks perdebatan.
          “Setuju itu! Padahal sastra sejati ya yang memiliki gaya bahasa yang indah nan estetik. Ya, betul, estetik! Itu kunci sejati dari sebuah sastra. Apalagi gen Z itu apa-apa harus estetik, maka valid kalau aku yang paling sejati di antara karya sastra yang sejati!” Self pro-claim Melihat Api Bekerja menasbihkan diri.
          “Agaknya kita harus menunda untuk menemukan muara perbincangan kita malam ini. Cangkir-cangkir kopi yang kiranya menghangatkan, rupanya lebih banyak menjadi bahan bakar memanaskan suasana.” Hujan Bulan Juni berusaha meredakan tensi.