Blurb:

          Perempuan itu memiliki tubuh biasa saja. Tak ada yang istimewa. Rambutnya pun
sepanjang rambutku. Lepek oleh air hujan. Sepertinya dia telah beberapa waktu ada di atas
jembatan itu. Baju usang yang dikenakannyapun tampak melekat di tubuhnya.
          Semuanya biasa saja. Seandainya posisinya tidak seperti itu, dia bukanlah perempuan
yang akan menarik perhatian manusia lain, apalagi perhatian pria.
          Namun, posisinya saat itulah yang membuatku berteriak kaget, sedikit histeris. Seketika
dia menolehkan kepalanya saat suaraku membelah kesadarannya dalam sepersekian detik.
          “Jangan!”
          Wajah itu … pucat sekali. Nanar tatapan matanya rasanya tak akan bisa kuhapuskan
seumur hidup. Mata yang lelah dan putus asa. Bercampur dengan kesedihan yang seakan
membuat hujan tak akan berhenti. Duuhhh … dadaku berdesir.