Blurb:

          “Kamala, Ibu pertama kali bertemu ayahmu 24 tahun yang lalu di Stasiun B,” ucap Ibu, menjelang tidur malam tadi. Ia mengurai kembali kisah lama itu setelah kukatakan esok akan siaga Nataru di Stasiun B.
          “Ibu baru tiba di sana,” lanjutnya. “Dia menyeberang rel di belakang Ibu, lalu menyapa. Kami berkenalan dan ngobrol di restoran stasiun. Rupanya, setelah Ibu ingat-ingat, dia adalah masinis yang memberi Ibu salam semangat saat Ibu siaga Nataru.”
          “Mengapa Ayah mengenali Ibu? Padahal orang di stasiun itu sangat banyak.”
          “Katanya, Ibu satu-satunya perempuan berseragam oranye yang dia lihat di wilayah tugasnya. Setelah perkenalan itu, kami malah lupa nggak tukar kontak. Pertemuan selanjutnya hanya sebatas saling sapa dari jauh. Tahu-tahu, sebulan kemudian, dia tiba-tiba datang bawa orang tuanya ke rumah. Dia melamar Ibu!”