Blurb:

          Juki hanya salah satu dari sekian banyak pedagang asongan yang mengais rezeki di stasiun kota. Dari kerasnya tanah Trenggalek, Juki dan teman-temanya berusaha untuk mengembara, meninggalkan anak dan istri untuk mengadu nasib di kota yang hanya ingin mewujudkan impiannya mencari kehidupan yang lebih baik.
          Juki sejak lahir sampai dewasa sudah terbiasa dengan kehidupan yang sulit. Rencana ingin meraih kehidupan yang lebih baik belum juga terwujud. Ia selalu berdoa dan berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Semangatnya membara untuk berangkat dari desa menuju kota untuk memperbaiki nasib, membuat iba hati orang yang melihatnya.
          “Aku masih punya tenaga dan kemampuan. Walaupun hanya sedikit kepandaian, tetap akan aku gunakan untuk berkarya, aku tidak ingin seperti benalu yang hanya mengisap tenaga orang lain. Walaupun penghasilanku sedikit, aku tetap harus bisa menyisihkan sebagian hasil untuk tabungan biar hidup ini semakin meningkat,” pikir Juki pendek tidak berbelit-belit, ingin mengubah nasib agar lebih baik. Pikiran yang sangat sederhana, tidak banyak ulah dalam menjalani kehidupan, dan juga tidak perlu berandai-andai. Dia hidup apa adanya saja.